Senin, 13 Agustus 2012

Resensi Novel Putri Raja Cilik





Oleh Aisyah Rossandy R.



Judul Novel           :  Putri Raja Cilik (A Little Princess)
Tahun                    :  November 2010


Penulis                   :  Frances Hodgson Burnett
Jumlah Halaman     :  312
Penerbit                :  Gramedia Pustaka Utama 


            Seorang dramawan Inggris dan penulis yang cukup terkenal, Frances Eliza Hodgson Burnett lahir pada 24 November 1849 dan tinggal di Chettham Hill, Manchaster. Beliau memiliki lebih dari 20 buku yang telah diterbitkan dan beberapa cerita anak-anaknya yang kemudian diangkat menjadi novel terkenal. Buku terkenalnya adalah The Secret Garden yang mendapat penghargaan Shelf Carroll Lewis pada tahun 1959, Little Lord Fauntleroy dan A little Princess. Seperti biasa isi dari tema buku-buku beliau adalah tentang suatu masalah dikehidupan nyata, agar para pembaca mengetahui cara menghargai kehidupan masing-masing dan mengagumi kehidupan yang ada di sekitar.

            Putri Raja Cilik karya Frances Hodgson Burnett menceritakan lika-liku kehidupan seorang anak bernama Sara Crew, putri dari Ralph Crew yang yang lahir dan tumbuh besar di India hingga usia 7 tahun, kemudian dikirim ke London untuk bersekolah. Ayah Sara bukanlah seorang raja tetapi seorang kapten yang kaya raya dan sedang dalam tugas di India. Ia sangat menyayangi putri semata wayangnya,  menurutnya Sara adalah harta yang tak ternilai harganya. Sedangkan ibunya seorang wanita asal Perancis telah lama meninggal saat Sara lahir. 

Tak lupa sebuah boneka besar tapi tidak terlalu besar yang selalu dapat dibawa-bawa dan menemani hari-hari Sara di asrama Sekolah Miss Minchin. Rambutnya yang keriting keemasan, memiliki mata yang dalam, jernih, abu-abu kebiruan, dengan bulu mata asli, boneka itu bernama Emily. Boneka yang diberikan ayahnya kepada putri kesayangannya itu.

Sara adalah gadis kecil yang memiliki daya khayal yang sangat tinggi, salah satunya ia dapat membayangkan betapa indahnya apabila Emely bisa mendengar dan memahami Sara.

          Jika kalian memiliki seorang ayah yang tahu segala sesuatu, bisa bicara tujuh bahasa dan memiliki ribuan jilid buku yang sepertinya dia sangat hafal diluar kepala. Itulah Kapten Crew yaitu seorang ayah yang tampan dan pintar serta menyanyangi si gadis kecilnya yang manis dan pintar dalam segala hal seperti ayahnya, sehingga apapun yang diinginkan putrinya pasti diberikan seperti buku-buku serta boneka kesanyangannya Emely. Sebaliknya, Sara juga sangat menyayangi ayahnya, “Aku mencintai ayahku lebih dari apapun yang ada di dunia dikalikan sepuluh.” 

            Tak hanya pintar dan manis, ia juga gadis yang ramah, tulus dan tidak sombong walaupun ia memiliki segala-galanya, “Tapi kalau kau memberi tahuku kapan kau datang untuk merapikan kamar-kamarku, maka aku akan berusaha berada disini dan menuturkan cerita itu sepotong demi sepotong untukmu setiap hari, sampai selesai. Cerita itu sangat panjang karena aku suka menambah-namabahkan kisah baru didalamnya.” Dalam cuplikan ini Sara memperbolehkan pembantu cilik berada di kamarnya yang indah dan berbagi cerita kepadanya.

            Kehidupan Sara yang sangat bahagia bergelimpang harta, berubah 180 derjat saat mendengar kabar mengejutkan bahwa ayahnya telah meninggal di India dan tidak meninggalkan warisan sesenpun untuk Sara. Mulai saat itu kesulitan-kesulitan terus berdatang menimpanya, ia hanya dapat menerima dan terus bertahan menghadapi masa-masa yang berat dalam hidupnya itu.

            Novel yang menghadirkan suasana menyenangkan tai juga suasana yang mengharu biru ketika terdapat kesalahpahaman ini dapat dibaca oleh anak-anak hingga remaja karena ceritanya yang bagus sekali. Novel ini memiliki 19 bagian yang juga memiliki judul pada setiap bagiannya, agar pembaca juga tidak terlalu malas atau membosankan ketika membacanya.

            Isi novel yang dituangkan dalam bentuk sejarah atau klasik ini sangat menarik pembaca untuk membacanya. Bukan hanya itu bahasa penerjemahannya juga sangat baik karena dapat mudah dicerna pembaca ketika sedang membaca. Karena biasanya dibeberapa novel terjemahan kurang memperhatikan bahasanya, biasanya hanya langsung diterjemahkan dan tidak ditata rapi dalam bahasa Indonesia.